Selasa, 21 September 2021

Pakar Ilmu Kejawen - Kang Masrukhan

Paguyuban ilmu mistik kebatinan berlatar belakang budaya dan filsafat Jawa (Kejawen) ini termasuk tua usianya. Paguyuban tersebut banyak melahirkan kaum waskita dan paling berpengaruh di masa simpulan Kolonialisme dalam Indonesia. Lebih mudah menelusuri aliran ilmu sufi dari babad hidup para pendirinya. Karena dari para pendiri paguyuban, kita dapat mengetahui segala sesuatu dan gimana awalnya itu mendapatkan WAHYU (saya menggunakan pendekatan internal dengan memakai bahasa kalangan kebatinan. Dalam khasanah keyakinan Islam, Wahyu hanya diturunkan kepada karet Nabi, sedangkan sesuatu yang turun kepada manusia konvensional yang khusus diberikan sambil Tuhan karena sebab-sebab tertentu biasa dikenal dengan Ilham atau intuisi yang sangat jelas dibanding Tuhan. & dari turunnya WAHYU kepada seseorang tokoh pendiri kebatinan itulah, kita bisa mengetahui latarbelakang sosiologis dan filosofisnya. HARDOPUSORO didirikan oleh KUSUMOWIDJITRO. Siapa Kusumowidjitro? Dia adalah salah seorang Kepala Desa di wilayah Purworejo, Jawa Tengah. Purworejo adalah kota arah barat yang berbatasan dengan Propinsi Daerah Luar biasa Yogyakarta. Kisahnya, pada tahun 1880 Kusumowidjitro tidak tahan dengan perlakuan kolonial yang menindas orang kebanyakan. Ia tinggalkan jabatannya dan pergi meninggalkan desanya sebab melaksanakan kesibukan menolak membayar pajak. Selama berpuluh-puluh tahun, dia mengembara ke bermacam-macam hutan di Jawa Timur. Pengembaraan dihabiskan untuk berpuasa dan menyembunyikan di pada belantara yang penuh tantangan. Tidak ada guru spiritual khusus dengan dipercayai menuntun perjalanan spiritualnya. Pada suatu hari, WAHYU turun setelah dia mencapai situasi BERSERAH TOTAL pada Tuhan. Wahyu juga berbunyi agar dia menyebarkan kebaikan sekaligus ajaran-ajaran kebaikan kepada sesama manusia. Hadirnya wahyu yang adalah DAWUH dibanding GUSTI KANG AKARYO JAGAD ini jelas merupakan hal menandai berakhirnya satu era perjalanan spiritual untuk memasuki era segar yang lebih kompleks. Kusumowidjitro merasa itulah saat dia hidup kembali sebagai manusia yang sebenarnya dititahkan mengemban tugas mulia: sebagai hamba-Nya. Dan dia pun mulai muncul dalam berbagai kota. Pada tahun 1907, dia sudah diikuti oleh banyak pengikut di Banyuwangi. Namun sayangnya di tahun tersebut pula dia diusir sambil Pemerintah Kolonial Belanda sebab khawatir melihat tanda-tanda gerakan kebatinan tersebut berbahaya dan bisa merongrong kewibawaan pemerintah kolonial. Buat sementara saat Kusumowidjitro mengisolasi diri ke hutan dalam wilayah pegunungan antara Malang, Blitar & Kediri. Kharisma dan aura spiritual Kusumowidjitro tetap berbinar sehingga dia mendapatkan pengikut di era pengasingan diri ini. Di tahun 1913, Kusumowidjitro tercatat sudah terbit lagi dalam berbagai kesempatan. Salah satunya adalah tampil dalam forum paguyuban Bangsa Teosofi -salah satu aliran kebatinan juga- dan dia berkhutbah di sana tentang praktik spiritual yang dijalaninya. Hampir seluruh bagian ajarannya diakui masih misterius serta cukup sukar untuk dipaparkan. Sumber-sumber di paguyuban tersebut enggan memberikan keterangan. Dapat jadi tersebut dikarenakan sikap waspada karet penganut paguyuban HARDOPUSORO karena saat itu pengawasan Belanda terhadap berbagai penganut aliran kepercayaan semakin ketat. Penganut aliran kebatinan yang ada di paguyuban HARDOPUSORO melakukan kegiatan spiritual secara rahasia dan menutupi aktivitas spiritual mereka dengan dalih acara SLAMETAN. Dengan internal, ajarannya termasuk sulit sebagaimana paguyubannya yang tak mudah dijumpai. Ajaran spiritual (wiridan) HARDOPUSORO pun dilarang untuk diamalkan bagi dengan belum jadi anggota. Segala pertanyaan menyangkut paguyuban itu juga dilarang untuk dijawab. Biasanya Kusumowidjitro menyampaikan ajaran-ajaran mistik kebatinan pada tengah malam dengan memakai jubah putih. Pada setiap pertemuan, biasanya dilaksanakan tujuh tingkatan inisiasi ataupun pembaiatan. Setelah merampungkan pengejaan masing-masing jenjang wiridan tadi, hanya karet anggota yang telah dibaiat pada level itu dengan diijinkan keluar. Dalam satu sesi, cuma mereka yang telah nampi tujuh kali baiatan dengan diijinkan tetap di tempat sampai akhir acara. Kemajuan melalui tingkat baiatan tergantung pada hafalan wirid serta pengamalan kaum teknik khusus yang terkait dengan dengan tiap level. Petuah mistik HARDOPUSORO memang leceh. Dipenuhi secara paradoks, dijejali dengan simbol-simbol dan mengatasi segala macam tataran akal. Berbagai macam teknik di dalam masing-masing baiatan itu diarahkan untuk membangkitkan kesaktian dengan bersemayam di dalam tubuh. TEKNIK UTAMA PEMBANGKITAN KESAKTIAN dilalui secara cara KUNGKUM atau semedi dengan mengucap mantra, sambil duduk merendam diri sampai leher di sumber air yang dianggap memiliki kecakapan keramat atau pertemuan sempang dua jalan sungai yang oleh warga biasa disebut dengan “tempuran”. Pelahan-lahan latihan yang keras itu mengendur hingga walhasil hanya sedang dengan SEMEDI atau MEDITASI dengan KAKI YANG DICELUPKAN DI PADA SEMANGKUK LARUTAN saja. Belum diketahui dengan pasti, apakah paguyuban jalan kebatinan HARDOPUSORO ini masih ada dalam negeri kita atau tidak. Semoga masih ada sehingga kita tidak kepaten obor eksistensi saudara-saudara kita dengan gigih berjuang untuk menemukan DIRI SEJATI ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Informasi Berkomentar :

[*] Blog Ini DOFOLLOW
[*] WAJIB menggunakan kata yg Sopan
[*] Dilarang berkomentar yg mengandung Porno, Sara, dan Judi
[*] Dilarang LiveLink
[*] Dilarang Ribut, apalagi membawa Agama
[*] Usahakan menggunakan Account

Nyann Maru | Berbagi Informasi dan Tips Terbaru © 2014. All Rights Reserved | Powered By Blogger | Grosir Gamis Murah | Blogger Templates | Designed by-Dapinder